G-SPOT-Di balik tubuhnya yang mungil, balita punya kemauan besar untuk bisa melakukan banyak hal sendiri.Seiring dengan berkembangnya psikososial anak, membuat kebanyakan anak ingin bisa melakukan segalanya sendiri. Pada usia 2-3 tahun dalam diri anak mulai tumbuh kebutuhan untuk mandiri (self autonomy) dan kebutuhan ini makin meningkat di usia prasekolah. Mereka memiliki keinginan yang besar untuk menunjukkan pada orang lain bahwa ia mampu melakukan seperti yang orang dewasa lakukan. Sayangnya, aksi anak itu seringkali membuat berantakan, was-was, dan gregetan sehingga membuat Anda tak sabaran kala membiarkan anak melakukan sesuatu sendiri. Padahal apresiasi dan stimulasi merupakan ‘bahan bakar’ yang tepat agar anak berhasil.
Berikut adalah berbagai ‘layanan’ yang perlu Anda berikan untuk memfasilitasi setiap aksi mandirinya dalam rutinitas sehari-hari.
Mandi
Keterampilan anak untuk membersihkan anggota tubuh sebaiknya diawali dengan proses toilet training secara benar.
1.Tahap awal, berikan arahan apa saja yang dibutuhkan pada saat mandi. Misalnya sabun, sampo, dan handuk. Pastikan alat keperluan mandi mudah dijangkau oleh balita. Hal ini untuk menghindari kemungkinan ia jatuh dan terluka.
2.Jelaskan dan tunjukkan bagaimana cara dan urutan mandi yang tepat. Misalnya, cara berkeramas dan menyabuni anggota tubuh. Jika pada bagian punggung sulit dijangkau oleh tangannya, hindari untuk langsung membantunya. Biarkan ia berusaha sendiri hingga ia meminta bantuan pada Anda. Jangan lupa untuk memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan jika busa sabun atau sampo mengenai matanya
.
3.Pasang papan keberhasilan untuk menempelkan stiker tanda anak berhasil menggunakan toilet untuk buang air kecil atau buang air besar, menyabuni setiap anggota tubuh, dan berkeramas dengan benar.
4.Lakukan kegiatan seru di kamar mandi, seperti memasang obat khusus untuk membuat air di kloset menjadi biru. Saat menekan tombol flush, jelaskan bahwa setiap kotoran dari urine atau BAB-nya akan dibersihkan oleh kloset itu.
5.Usai mandi, ajari anak untuk mengeringkan tubuhnya dengan handuk di dalam kamar mandi. Lalu keluar dari kamar mandi dengan terbalut handuk –tidak telanjang-.
Berpakaian
Menginjak usia dua tahun, anak tak hanya memahami fungsi dari pakaian saja. Ia mulai ingin mengenakannya sendiri dan mengenal pakaian dengan berbagai gaya, sehingga tak jarang mereka hanya ingin pakai pakaian yang dipilihnya sendiri.
1.Awali dengan menunjukkan cara mengganti pakaian pada boneka. Pilih boneka yang cukup besar sehingga jemarinya lebih mudah membuka dan memasangkan pakaian.
2.Tata pakaian balita di atas tempat tidur sesuai dengan urutan pemakaian, seperti meletakkan kaos atau kemeja dilanjutkan celana atau rok di bagian tengah, kemudian kaos kaki di bagian terakhir. Cara ini akan membantunya mengetahui urutan yang benar dalam mengenakan busana.
3.Beri contoh cara mengancingkan atau menarik resleting pakaian. Lakukan secara perlahan agar ia dapat memahami dan bisa mengikuti gerakan-gerakan tangan Anda. Anda dapat mengawali ‘pelajaran’ ini dengan alat bermain yang sekaligu dapat dijadikan alat peraga, berupa papan datar dengan dummy baju berkancing dan bertali. Anak bisa melatih keterampilan taktil tangan dengan mengancingkan pakaian di papan tersebut.
4.Bila sudah terbiasa, tambahkan variasi pakaian seperti topi, jaket, kardigan, rompi, dan sebagainya.
5.Tempatkan pakaian dalam jangkauan mereka. Bila pakaian tergantung tinggi di lemari pakaian seukuran orang dewasa, anak akan sulit memulai proses belajar mengenal pakaian dan ragamnya. Tempatkan pakaian anak di lemari pakaian khusus untuk anak yang bisa mereka sentuh dan raih.
Menyisir Rambut
Balita juga senang ketika punya kesempatan menata rambutnya sendiri. Aktivitas asyik ini dapat Anda ajarkan melalui cara berikut:
1.Berikan sisir khusus anak-anak karena akan lebih mudah ia genggam dan nyaman untuk kulit kepala serta rambutnya.
2.Tunjukkan cara Anda menyisir rambut sambil bercermin. Setelah itu, minta anak untuk menyisir rambutnya sendiri.
4.Gunakan rambut boneka untuk mengasah keterampilannya menyiris rambut.
5.Jelaskan pula manfaat dari menyisir rambut, seperti membuatnya terlihat lebih rapi dan rambut akan lebih sehat.
6.Bila sudah mahir, Anda dapat meminta anak untuk bereksplorasi dengan rambutnya. Misalnya, menyisir poni, membentuk rambut jambul ala Tintin, dan sebagainya.
Cuci Tangan
Hobi eksplorasi beriringan dengan hobi ‘pegang-pegang’. Namun tak semua benda yang ia sentuh terjamin kebersihannya. Anak perlu bimbingan agar terbiasa menjaga kebersihan tangan, caranya:
1.Siapkan tempat mencuci tangan yang mudah diraih anak atau sediakan bangku kecil di bawah wastafel Anda. Kemudahan ini dapat menambah semangat balita.
2.Ajari bagaimana cara mencuci tangan yang benar. Bila perlu tempel urutan mencuci tangan di wastafel Anda.
3.Sediakan sarana mencuci tangan yang menarik agar anak makin semangat. Misalnya sabun cuci anak dengan warna favorit anak Anda atau handuk bergambar tokoh favoritnya.
4.Lakukan prosesi mencuci tangan sambil bernyanyi. Anda bisa pilih lagu-lagu kesayangan anak atau menciptakan lagu dengan lirik yang terkait mencuci tangan. Ia pasti happy!
5.Jadikan diri Anda sebagai teladan anak. Bila anak terbiasa melihat Anda mencuci tangan, ia akan meniru dan kelak akan menjadi kebiasan.
6.Jangan bosan mengingatkan anak untuk cuci tangan sebelum makan atau sesudah dari kamar mandi.
Menyikat gigi
Menyikat gigi menjadi salah satu penentu kesehatan gigi anak. Anda perlu ajari anak menyikat gigi sendiri secara rutin dan bersih.
1.Berikan pilihan sikat dan pasta gigi yang tepat dan aman untuk anak-anak. Biarkan anak yang memilih rasa pasta gigi atau gambar dan warna sikat giginya agar rutinitas menyikat gigi menjadi lebih menyenangkan.
2.Ajari kapan anak perlu menyikat gigi. Waktu yang tepat adalah minimal sesudah sarapan dan sebelum tidur malam.
3.Beri contoh gerakan menyikat gigi. Berdiri bersamanya di depan cermin yang terletak di atas wastafel.
4.Minta ia memegang sikat giginya dan memerhatikan contoh gerakan sederhana sikat gigi yang Anda lakukan.
5.Jangan lupa untuk berkumur dengan air matang usai menyikat gigi. Lalu bersihkan sisa-sisa busa pasta gigi yang menempel di pipinya. Agar anak terhindar dari risiko diare akibat kuman penyakit dan kotoran yang mungkin terkandung di dalam air mentah apabila tertelan.
6.Di tahap awal, sebaiknya Anda tak mempersoalkan teknik menggosok gigi yang tepat. Terpenting adalah bagaimana bisa membangun kebiasaan menyikat gigi secara rutin.
7.Jelaskan manfaat menyikat gigi lewat buku cerita atau film.
Memakai Sepatu
Mengajari anak untuk memakai sandal dan sepatu prinsipnya sama dengan mengajarkanberpakaian sendiri.
1.Sediakan sepatu dengan model pantovel atau sepatu berperekat velkro agar anak mudah memasukkan kaki dan mengancingnya. Sebaiknya hindari dengan memberikan sepatu bertali karena cukup rumit untuk anak yang baru belajar pakai sepatu.
2.Agar mengenakan sepatunya tidak terbaik, tempelkan stiker berwarna pada bagian pinggir sepatu yang bersisian. Katakan pada anak bahwa sisi sepatu yang ditempeli stiker harus menempel. Jika tidak, berarti ia memakai sepatu terbalik.
4.Belikan sepatu berukuran tepat agar kaki anak nyaman dan tidak menghambat pertumbuhan kakinya.
Tidur Siang
Bahwa tidur siang dapat membantu meningkatkan kemampuan belajar balita. Saat tidur siang, otak mereka banyak mengolah informasi. Yuk, biasakan balita untuk tidur siang!
1.Lakukan rutinitas tidur siang 1-2 jam setelah makan siang (jangan terlalu sore) dan paling sedikit 2-4 jam sebelum waktu tidur malam.
2.Berikan anak aktivitas aktif sebelum tidur siang agar ia lebih mudah diajak untuk tidur siang karena kondisi tubuh yang sudah lelah.
3.Anda bisa gunakan “jam istirahat” atau “jam tenang” untuk menyebut tidur siang. Karena beberapa anak merasa kata “tidur siang” menjadi kata yang menakutkan atau paksaan
.
4.Tawarkan pilihan, “istirahat sekarang atau 5 menit lagi?” Ini akan memberinya ‘kendali’ untuk menentukan waktu tidur siang.
5.Bacakan dongeng, buku cerita atau memeluk boneka untuk membantu balita berhasil tidur siang.
6.Ciptakan suasana yang nyaman –seperti pada saat tidur malam-untuk mendukung suasana tidur siangnya. Misalnya pencahayaan yang redup, suhu udara tidak panas dan tidak dingin, serta tenang.
7.Jika anak sudah bangun dari tidur, minta ia untuk bangun sendiri dengan tidak rewel dan tidak perlu digendong.
Membereskan Tempat Tidur
Bertanggung jawab untuk membereskan sendiri atas apa yang sudah digunakan perlu diajarkan pada anak, salah satu contohnya adalah membereskan tempat tidur.
1.Minta anak untuk menata kembali letak bantal, guling, dan seprai seperti sebelum ia tidur. Memang hasilnya tidak seperti yang Anda lakukan.
2.Melipat selimut juga perlu Anda kenalkan. Anda bisa awali dengan memberikan sapu tangan. Tunjukkan bagaimana cara melipatnya kembali. Lalu ajak anak untuk melipat selimut berdua, selanjutkan biarkan ia melipat selimutnya sendiri.
3.Jika balita Anda sudah tidur di tempat tidur atau kamar sendiri, hindari membiarkannya membereskan tempat tidur Anda. Justru Anda perlu memberikan contoh kebiasaan membereskan tempat tidur usai bangun tidur.
Itulah tip untuk melatih kemandirian balita,semoga artikel diatas bermanfaat., Selamat mencoba