12 Februari 2014

Mengenal VAGINIMUS



G-Spot-Vaginimus dalam bahasa orang awam Gancet adalah kondisi dimana ketika Mr.P tidak bisa keluar dari Mrs.V saat berhubungan badan. Dengan kata lain, Mr.P "terkunci" di dalam Mrs.V. Terdapat dua kaca mata yang bisa dipakai untuk menelusuri hal ini. Masyarakat kebanyakan, terlebih di daerah, biasanya lebih sering menggunakan kaca mata mitos, bahkan mistis. Tapi kalau mau lebih bermain logika, dunia medis juga punya penjelasan rinci.

Dalam dunia kedokteran, Gancet dikenal dengan Istilah vaginismus. Istilah ini masih cukup asing di telinga masyarakat. Padahal, tidak sedikit wanita yang menderita karena mengalami disfungsi seksual ini.

Kita jarang sekali mendengar istilah Vaginimus ...mengapa demikian?

Paling sedikit ada dua alasan mengapa disfungsi seksual ini nyaris tidak pernah disebut. Pertama, istilah ini memang sangat khusus untuk suatu disfungsi seksual sehingga bahkan kalangan dokter pun ada yang tak mengetahui soal gancet. Kedua, wanita yang mengalaminya enggan mengungkapkan masalahnya.

Apa pengertian vaginismus?


Vaginismus ialah suatu disfungsi seksual pada wanita yang berupa kekejangan abnormal otot vagina sepertiga bagian luar dan sekitar vagina. Derajat kekejangan yang terjadi tidak sama pada setiap orang yang mengalami vaginismus.

Kekejangan abnormal yang terjadi pada vaginismus seakan-akan merupakan suatu reaksi penolakan terhadap hubungan seksual, bahkan terhadap setiap sentuhan pada kelamin. Reaksi penolakan tampak jelas dari luar karena wanita dengan vaginismus cenderung merapatkan kedua tungkainya bila terjadi sentuhan pada bagian kelamin. Diduga sekitar 2-3% wanita dewasa mengalami vaginismus

Apa penyebabnya?


Vaginismus dapat disebabkan oleh faktor fisik ataupun psikis. Beberapa faktor fisik ialah:

Gangguan selaput dara, termasuk sisanya yang tertarik kalau terjadi penetrasi penis.

Infeksi yang menimbulkan luka di sekitar lubang vagina atau labia.

Bekas robekan karena melahirkan yang tidak sembuh dengan baik. Tetapi penyebab psikis lebih sering berperan untuk terjadinya vaginismus.

Beberapa sebab psikis adalah:


Latar belakang keluarga yang memandang seks sebagai sesuatu yang kotor, dosa atau memalukan. Jadi wanita itu dibesarkan dengan anggapan bahwa seks adalah sesuatu yang negatif.
Pengalaman seksual yang traumatik, misalnya wanita yang mengalami perkosaan baik pada masa anak-anak, remaja maupun dewasa. Kalau pengalaman yang mengerikan itu terjadi setelah wanita menikah, dapat juga terjadi vaginismus sekunder.
Hubungan seksual yang selalu menimbulkan rasa nyeri karena sebab psikis. Disfungsi ereksi juga dapat menjadi penyebab.
Rasa takut yang berlebihan akan terjadinya kehamilan.
Rasa takut terkena penyakit kelamin.

Apa akibatnya?


Akibat kekejangan otot vagina sepertiga bagian luar, maka hubungan seksual tidak dapat berlangsung. Bahkan penis terasa seperti membentur sebuah penahan yang seolah-olah menutup bagian lubang vagina. Andaikata penetrasi penis dapat dilakukan, itu pun tidak sempurna dan menimbulkan rasa sakit yang hebat. Bila dipaksakan, tentu akan sangat menyiksa. ....

Tidak ada komentar:
Write komentar