G-SPOT-Persalinan pertama selalu membuat panik sebagian besar kaum wanita.
Kenali tanda-tanda kelahiran sebelum dimulai proses sesungguhnya. Hal
itu akan mempermudah calon ibu menjalaninya. Jangan lupa, kekuatan
mental berpengaruh cukup besar.
Kehadiran seorang bayi bagi pasangan muda merupakan hal yang amat
membahagiakan. Apalagi bagi wanita. Setelah mengandung selama sembilan
bulan, ia berharap proses kelahiran bayinya bisa berjalan lancar.
Kelahiran bayi dibagi (dengan sendirinya oleh alam dan secara resmi oleh
ilmu pengetahuan) dalam beberapa tahap. Tahap pertama, proses persiapan
persalinan dengan fase awal, aktif, dan transisi. Dalam tahap ini
terjadi pembukaan (dilatasi) mulut rahim sampai penuh. Selanjutnya,
tahap kelahiran sampai bayi keluar dengan selamat. Tahap ketiga,
pengeluaran plasenta. Tahap berikut, pasca lahir, yakni observasi terhadap ibu selama satu jam usai plasenta keluar.
KONTRAKSI
Ini biasanya fase paling lama. Untungnya tingkat nyerinya masih sangat
rendah atau belum terlalu terasa. Pembukaan leher rahim (dilatasi)
sampai 3 cm, juga disertai penipisan (effasi). Hal ini bisa terjadi
dalam waktu beberapa hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi
berarti (kurang dari satu menit). Tapi pada sebagian orang mungkin saja
terjadi hanya 2-6 jam (atau juga sepanjang 24 jam) dengan kontraksi
lebih jelas.
“Perubahan lain ditandai turunnya kepala janin ke rongga panggul,”
Penurunan dapat
terjadi beberapa kali, beberapa minggu menjelang kelahiran. Atau hanya
terjadi sekali saja saat menjelang persalinan sesungguhnya.
Reaksi pada ibu pun macam-macam. Ada yang merasakan mulas, nyeri di
bagian punggung atau pinggang. Bisa juga sudah mengeluarkan lendir
bercampur bercak darah dari vagina. “Tapi pengeluaran bercak tak selalu
lengket di celana.
Jika kontraksi masih jarang, calon ibu tak perlu segera ke rumah
sakit. Kegiatan rutin sehari-hari masih bisa dilakukan sepanjang masih
bisa merasakan kontraksi tak bertambah kencang. Jika kemudian kontraksi
bertambah kencang dan makin teratur, segera ke rumah sakit.
Satu hal yang patut diingat, perkiraan persalinan yang disebutkan
dokter, tak selamanya benar. Bisa saja maju atau mundur dua minggu dari
jadwal yang telah diperkirakan dokter.
LEHER RAHIM MAKIN TERBUKA LEBAR
Umumnya fase ini lebih pendek dari fase sebelumnya, berlangsung sekitar
2-3 jam. Kontraksi kuat terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur
dengan jarak 4-5 menit. Leher rahim membuka sampai 7 cm. Jika sudah
mencapai keadaan ini, sebaiknya calon ibu sudah berada di rumah sakit atau Bidan.
Secara umum dan normal, pembukaan leher rahim akan terus meningkat
berbarengan dengan kontraksi yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit sekali
selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi sangat kuat, sehingga ibu
merasa seolah-olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda.
Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10 cm terjadi sangat singkat,
sekitar 15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon ibu akan merasakan tekanan
sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu pula tekanan pada anus
disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas dan
berkeringat dingin.
Pengeluaran lendir dan darah makin bertambah karena makin banyak
pembuluh kapiler yang pecah. Mungkin juga terjadi kejang kaki. Kadang
mengantuk di antara waktu kontraksi karena oksigen dipindahkan dari otak
ke daerah persalinan, sehingga seolah ibu sudah kehabisan tenaga
sebelum ‘pertarungan’ benar-benar terjadi.
Secara emosional, calon ibu mengalami perasaan tak berdaya dan
pasrah. Bingung, gelisah, dan sulit memusatkan perhatian, apalagi
istirahat. Tak jarang pula ia frustrasi karena belum ada instruksi untuk
mengejan, sementara dorongan ke arah sana sudah muncul. Dokter memang
akan melarang ibu mengejan sebelum pembukaan sempurna betul agar tak
terjadi kesulitan saat pengeluaran bayi.
DORONG SEIRAMA INSTRUKSI DOKTER
Proses persalinan, mengandung 3
komponen. Pertama, passanger yaitu bayi itu sendiri. Kedua, passage,
yaitu jalan lahir. Ketiga power, yaitu kontraksi atau yang disebut his.
“Agar proses persalinan berjalan lancar, ketiga komponen itu harus
dalam kondisi baik,” y. Bayi tak terlalu besar ukurannya
agar bisa melalui jalan lahir dan powernya pun harus teratur serta
efektif hingga mampu membuka jalan lahir sampai penuh dan sempurna.
Dengan begitu, partisipasi aktif ibu dalam proses kelahiran tak kalah
penting. Dorongan kuat dari ibu akan membantu bayi keluar melalui jalan
lahir dengan baik. Proses mendorong bayi keluar biasanya sangat singkat,
10 menit. Tapi ada kalanya perlu waktu antara setengah sampai satu jam.
Bahkan, jika terjadi berbagai komplikasi, bisa mencapai 3 jam.
Mengejanlah sekuat mungkin tapi tetap seirama dengan instruksi
Bidan atau dokter.
PENGELUARAN PLASENTA
Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi
tugas belum berakhir. Plasenta yang selama ini menunjang bayi untuk
hidup dalam rahim harus dikeluarkan.
Mungkin ibu tak akan merasakannya lagi. “Tapi kontraksi masih akan tetap
ada, kendati tak sekuat sebelumnya,” Masing-masing
berlangsung sekitar satu menit. Mengerutnya rahim akan memisahkan
plasenta dari dinding rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah
rahim atau ke vagina. Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya
mengejan saat mengeluarkan bayi. Hanya saja tenaga yang dikeluarkan tak
sehebat proses pengeluaran bayi.
Bila plasenta telah keluar, dokter akan segera menjahit robekan atau
episiotomi. Bersabarlah untuk beberapa saat. Usai itu ibu bisa
menggendong bayi dan menyusuinya.
BERBAGAI KOMPLIKASI
Umumnya dokter akan membiarkan bayi keluar dengan normal selama tak ada
indikasi kelainan dari ibu maupun bayi. Tapi, cukup banyak kejadian di
mana seorang calon ibu harus merasakan mulas selama berjam-jam tanpa ada
kemajuan berarti.
Kemajuan proses persalinan diukur melalui adanya pembukaan leher
rahim dan turunnya janin ke rongga panggul. Proses persalinan normal
akan didukung oleh tiga unsur utama: kontraksi rahim yang kuat yang
secara efektif membuka leher rahim, bayi dapat melewati jalan lahir, dan
panggul yang cukup luas untuk memudahkan keluarnya janin. Bila salah
satu unsur tadi tak ada maka memungkinkan untuk terjadi kelahiran yang
tak normal.Berikut sejumlah komplikasi yang mungkin saja terjadi:
1.Fase Laten Terlalu Lama
Ini terjadi bila tak ada kemajuan pada pembukaan leher rahim yang
terjadi setelah 20 jam pada kelahiran pertama, dan 14 jam pada ibu yang
pernah melahirkan. Penyebabnya, bisa karena terlalu banyak obat sebelum
persalinan dimulai. Kadang, penyebabnya bisa psikologis. Seorang ibu
yang panik mengakibatkan dilepaskannya bahan kimia pada sistem saraf
yang menghambat kontraksi rahim.
Umumnya dokter memberikan rangsangan lewat suntikan atau infus.
Dokter pun akan mempertimbangkan kemungkinan adanya ketidaksesuaian
ukuran kepala janin dengan rongga panggul ibu (disproporsi
caphalopelvic). Dokter akan mengambil langkah pembedahan caesar setelah
melewati waktu 24 jam.
2.Disfungsi Primer
Bila fase aktif berjalan sangat lamban, pembukaan per jam kurang dari
1-1,2 cm untuk ibu dengan kelahiran pertama dan 1,5 cm untuk ibu yang
pernah melahirkan. Kerja rahim pada proses ini bisa dipercepat dengan
cara calon ibu berjalan-jalan dan tetap mengosongkan kantong kemih.
Maksudnya agar tak menghambat turunnya janin ke rongga panggul.
3.Berhentinya Pembukaan Sekunder B
Dalam fase aktif tak ada kemajuan pembukaan selama dua jam atau
lebih. Ibu dapat membantu proses dengan aksi gaya berat, yaitu duduk
tegak, jongkok, berdiri, atau berjalan. Jika diketahui penyebabnya
disproporsi cephalovic, dokter akan melakukan bedah caesar
4.Turunnya Janin Secara Tak Normal
Bila bayi bergerak menuruni jalan lahir dengan kecepatan kurang dari 1
cm pada kelahiran pertama, dan 2 cm pada kelahiran berikutnya. Biasanya
dokter akan menggunakan cunam atau forcep (alat bantu persalinan). Tapi
ini sangat jarang dilakukan. Kebanyakan dokter akan memberikan suntikan
rangsangan.
5.Tahap Kelahiran Bayi Yang Terlalu Lama
Yaitu tahap pengeluaran bayi lebih dari dua jam untuk kelahiran
pertama. Jika kondisi ibu dan bayi masih dalam keadaan baik, dokter akan
tetap menunggu dengan persalinan normal. Tapi jika ada kondisi yang
mengarah pada harus segera dilahirkan, dokter akan melakukan bedah
caesar.
Tanda-Tanda Persalinan Palsu
Beberapa tanda persalinan palsu adalah:
* Kontraksi berlangsung sementara. Terjadi dengan jarak
waktu tak teratur dan lama. Juga tak bertambah kuat dan cepat.
* Nyeri pada perut bagian bawah.
* Banyak berjalan, kontraksi malah menghilang.
* Kontraksi terhenti dengan memberi rasa nyaman, misalnya usapan.
* Rasa sakit menghilang jika mengubah sikap tubuh.
Tidak ada komentar:
Write komentar