18 Februari 2014

Tanda Kelahiran Si Kecil

G-SPOT-Persalinan pertama selalu membuat panik sebagian besar kaum wanita. Kenali tanda-tanda kelahiran sebelum dimulai proses sesungguhnya. Hal itu akan mempermudah calon ibu menjalaninya. Jangan lupa, kekuatan mental berpengaruh cukup besar.
Kehadiran seorang bayi bagi pasangan muda merupakan hal yang amat membahagiakan. Apalagi bagi wanita. Setelah mengandung selama sembilan bulan, ia berharap proses kelahiran bayinya bisa berjalan lancar.

Kelahiran bayi dibagi (dengan sendirinya oleh alam dan secara resmi oleh ilmu pengetahuan) dalam beberapa tahap. Tahap pertama, proses persiapan persalinan dengan fase awal, aktif, dan transisi. Dalam tahap ini terjadi pembukaan (dilatasi) mulut rahim sampai penuh. Selanjutnya, tahap kelahiran sampai bayi keluar dengan selamat. Tahap ketiga, pengeluaran plasenta. Tahap berikut, pasca lahir, yakni observasi terhadap ibu selama satu jam usai plasenta keluar.

KONTRAKSI

Ini biasanya fase paling lama. Untungnya tingkat nyerinya masih sangat rendah atau belum terlalu terasa. Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3 cm, juga disertai penipisan (effasi). Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi berarti (kurang dari satu menit). Tapi pada sebagian orang mungkin saja terjadi hanya 2-6 jam (atau juga sepanjang 24 jam) dengan kontraksi lebih jelas.
“Perubahan lain ditandai turunnya kepala janin ke rongga panggul,” Penurunan dapat terjadi beberapa kali, beberapa minggu menjelang kelahiran. Atau hanya terjadi sekali saja saat menjelang persalinan sesungguhnya.
Reaksi pada ibu pun macam-macam. Ada yang merasakan mulas, nyeri di bagian punggung atau pinggang. Bisa juga sudah mengeluarkan lendir bercampur bercak darah dari vagina. “Tapi pengeluaran bercak tak selalu lengket di celana.
Jika kontraksi masih jarang, calon ibu tak perlu segera ke rumah sakit. Kegiatan rutin sehari-hari masih bisa dilakukan sepanjang masih bisa merasakan kontraksi tak bertambah kencang. Jika kemudian kontraksi bertambah kencang dan makin teratur, segera ke rumah sakit.
Satu hal yang patut diingat, perkiraan persalinan yang disebutkan dokter, tak selamanya benar. Bisa saja maju atau mundur dua minggu dari jadwal yang telah diperkirakan dokter.

LEHER RAHIM MAKIN TERBUKA LEBAR

Umumnya fase ini lebih pendek dari fase sebelumnya, berlangsung sekitar 2-3 jam. Kontraksi kuat terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur dengan jarak 4-5 menit. Leher rahim membuka sampai 7 cm. Jika sudah mencapai keadaan ini, sebaiknya calon ibu sudah berada di rumah sakit atau Bidan.
Secara umum dan normal, pembukaan leher rahim akan terus meningkat berbarengan dengan kontraksi yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit sekali selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi sangat kuat, sehingga ibu merasa seolah-olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda.

Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10 cm terjadi sangat singkat, sekitar 15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon ibu akan merasakan tekanan sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu pula tekanan pada anus disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas dan berkeringat dingin.
Pengeluaran lendir dan darah makin bertambah karena makin banyak pembuluh kapiler yang pecah. Mungkin juga terjadi kejang kaki. Kadang mengantuk di antara waktu kontraksi karena oksigen dipindahkan dari otak ke daerah persalinan, sehingga seolah ibu sudah kehabisan tenaga sebelum ‘pertarungan’ benar-benar terjadi.

Secara emosional, calon ibu mengalami perasaan tak berdaya dan pasrah. Bingung, gelisah, dan sulit memusatkan perhatian, apalagi istirahat. Tak jarang pula ia frustrasi karena belum ada instruksi untuk mengejan, sementara dorongan ke arah sana sudah muncul. Dokter memang akan melarang ibu mengejan sebelum pembukaan sempurna betul agar tak terjadi kesulitan saat pengeluaran bayi.

 DORONG SEIRAMA INSTRUKSI DOKTER

 Proses persalinan,  mengandung 3 komponen. Pertama, passanger yaitu bayi itu sendiri. Kedua, passage, yaitu jalan lahir. Ketiga power, yaitu kontraksi atau yang disebut his.
“Agar proses persalinan berjalan lancar, ketiga komponen itu harus dalam kondisi baik,” y. Bayi tak terlalu besar ukurannya agar bisa melalui jalan lahir dan powernya pun harus teratur serta efektif hingga mampu membuka jalan lahir sampai penuh dan sempurna.
Dengan begitu, partisipasi aktif ibu dalam proses kelahiran tak kalah penting. Dorongan kuat dari ibu akan membantu bayi keluar melalui jalan lahir dengan baik. Proses mendorong bayi keluar biasanya sangat singkat, 10 menit. Tapi ada kalanya perlu waktu antara setengah sampai satu jam. Bahkan, jika terjadi berbagai komplikasi, bisa mencapai 3 jam.
Mengejanlah sekuat mungkin tapi tetap seirama dengan instruksi Bidan atau dokter.

PENGELUARAN PLASENTA

Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi tugas belum berakhir. Plasenta yang selama ini menunjang bayi untuk hidup dalam rahim harus dikeluarkan.
Mungkin ibu tak akan merasakannya lagi. “Tapi kontraksi masih akan tetap ada, kendati tak sekuat sebelumnya,”  Masing-masing berlangsung sekitar satu menit. Mengerutnya rahim akan memisahkan plasenta dari dinding rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah rahim atau ke vagina. Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya mengejan saat mengeluarkan bayi. Hanya saja tenaga yang dikeluarkan tak sehebat proses pengeluaran bayi.
Bila plasenta telah keluar, dokter akan segera menjahit robekan atau episiotomi. Bersabarlah untuk beberapa saat. Usai itu ibu bisa menggendong bayi dan menyusuinya.

 BERBAGAI KOMPLIKASI

Umumnya dokter akan membiarkan bayi keluar dengan normal selama tak ada indikasi kelainan dari ibu maupun bayi. Tapi, cukup banyak kejadian di mana seorang calon ibu harus merasakan mulas selama berjam-jam tanpa ada kemajuan berarti.
Kemajuan proses persalinan diukur melalui adanya pembukaan leher rahim dan turunnya janin ke rongga panggul. Proses persalinan normal akan didukung oleh tiga unsur utama: kontraksi rahim yang kuat yang secara efektif membuka leher rahim, bayi dapat melewati jalan lahir, dan panggul yang cukup luas untuk memudahkan keluarnya janin. Bila salah satu unsur tadi tak ada maka memungkinkan untuk terjadi kelahiran yang tak normal.Berikut sejumlah komplikasi yang mungkin saja terjadi:

1.Fase Laten Terlalu Lama

Ini terjadi bila tak ada kemajuan pada pembukaan leher rahim yang terjadi setelah 20 jam pada kelahiran pertama, dan 14 jam pada ibu yang pernah melahirkan. Penyebabnya, bisa karena terlalu banyak obat sebelum persalinan dimulai. Kadang, penyebabnya bisa psikologis. Seorang ibu yang panik mengakibatkan dilepaskannya bahan kimia pada sistem saraf yang menghambat kontraksi rahim.
Umumnya dokter memberikan rangsangan lewat suntikan atau infus. Dokter pun akan mempertimbangkan kemungkinan adanya ketidaksesuaian ukuran kepala janin dengan rongga panggul ibu (disproporsi caphalopelvic). Dokter akan mengambil langkah pembedahan caesar setelah melewati waktu 24 jam.

2.Disfungsi Primer

Bila fase aktif berjalan sangat lamban, pembukaan per jam kurang dari 1-1,2 cm untuk ibu dengan kelahiran pertama dan 1,5 cm untuk ibu yang pernah melahirkan. Kerja rahim pada proses ini bisa dipercepat dengan cara calon ibu berjalan-jalan dan tetap mengosongkan kantong kemih. Maksudnya agar tak menghambat turunnya janin ke rongga panggul.

 3.Berhentinya Pembukaan Sekunder B

Dalam fase aktif tak ada kemajuan pembukaan selama dua jam atau lebih. Ibu dapat membantu proses dengan aksi gaya berat, yaitu duduk tegak, jongkok, berdiri, atau berjalan. Jika diketahui penyebabnya disproporsi cephalovic, dokter akan melakukan bedah caesar

 4.Turunnya Janin Secara Tak Normal

Bila bayi bergerak menuruni jalan lahir dengan kecepatan kurang dari 1 cm pada kelahiran pertama, dan 2 cm pada kelahiran berikutnya. Biasanya dokter akan menggunakan cunam atau forcep (alat bantu persalinan). Tapi ini sangat jarang dilakukan. Kebanyakan dokter akan memberikan suntikan rangsangan.

5.Tahap Kelahiran Bayi Yang Terlalu Lama

 Yaitu tahap pengeluaran bayi lebih dari dua jam untuk kelahiran pertama. Jika kondisi ibu dan bayi masih dalam keadaan baik, dokter akan tetap menunggu dengan persalinan normal. Tapi jika ada kondisi yang mengarah pada harus segera dilahirkan, dokter akan melakukan bedah caesar.


 Tanda-Tanda Persalinan Palsu

            Beberapa tanda persalinan palsu adalah:
            * Kontraksi berlangsung sementara. Terjadi dengan jarak waktu tak teratur dan lama. Juga tak   bertambah kuat dan cepat.
            * Nyeri pada perut bagian bawah.
            * Banyak berjalan, kontraksi malah menghilang.
            * Kontraksi terhenti dengan memberi rasa nyaman, misalnya usapan.
            * Rasa sakit menghilang jika mengubah sikap tubuh.
 

Tidak ada komentar:
Write komentar