1.Disfungsi
Ereksi (Impotensi)
Disfungsi ereksi pada pria dengan diabetes dapat disebabkan oleh:
-
kerusakan saraf atau pembuluh darah yang menuju ke penis
-
kontrol gula darah yang buruk
Kerusakan saraf, atau neuropati, bisa terjadi karena kadar gula darah tinggi sehingga dapat merusak pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke saraf. Jika saraf yang rusak mereka tidak mampu mengirimkan sinyal dengan benar.
Jika saraf yang memasok penis rusak, meskipun Anda mungkin memiliki stimulasi mental untuk berhubungan seks (terangsang), namun jika pesan dari otak tidak sampai pada penis maka penis tidak akan merespon tidak . Selain itu kerusakan saraf juga dapat merusak pembuluh darah dan membuat pembuluh darah menjadi sempit. Jika pembuluh darah yang memasok penis menyempit, darah tidak bisa mengalir cukup cepat untuk membuat ereksi dan mempertahankannya.
Masalah lain yang terjadi adalah terjadinya Aterosklerosis (pengerasan pembuluh arteri). Pria penderita diabetes sangat rentan terhadap Aterosklerosis karena mereka cenderung memilki tekanan darah tinggi dan kolestrol tinggi. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang memasok darah ke penis, suplai darah mungkin tidak cukup untuk mencapai ereksi.
Kontrol gula darah yang buruk
Mekanisme lain dimana kontrol gula darah yang buruk dapat mempengaruhi ereksi . buruknya kadar gula darah dapat menahan produksi oksida nitrat.Oksida nitrat adalah bahan kimia tubuh yang berfungsi untuk mengirim sinyal ke pembuluh darah di penis agar terjadi ereksi. Jika oksida nitrat tidak terproduksi dengan baik maka kemungkinan ereksi tidak dapat terjadi. Kadar Gula darah yang tinggi juga dapat menyebabkan penurunan libido.
2.Ejakulasi Retrograd
Ejakulasi retrograd adalah suatu kondisi dimana air mani mundur ke dalam kandung kemih bukan keluar melalui ujung penis.
Pada pria dengan diabetes, ejakulasi retrograd dapat disebabkan oleh kerusakan pada otot sfingter pada leher kandung kemih. Otot sfingter sendiri adalah otot-otot melingkar yang membantu menjaga urin agar tidak bocor dengan menutup erat-erat seperti sebuah gelang karet di sekitar pembukaan kandung kemih. Kadar glukosa darah yang meningkat dapat merusak otot sfingter dan saraf yang mengendalikannya, yang berarti bahwa sfingter tidak menutup dengan benar dan memungkinkan air mani kembali ke dalam kandung kemih.
3.Defisiensi
Testosteron
Defisiensi testosteron adalah penurunan hormon testosteron. Kurangnya testosteron dapat menyebabkan penurunan libido pada pria dewasa. Pria dengan diabetes tipe 2 beresiko kekurangan testosteron, terutama jika mereka juga kelebihan berat badan. Menurunkan berat badan, mengontrol kadar glukosa darah dan berolahraga secara teratur dapat membantu mencegah dan mengobati defisiensi testosteron pada pria dengan diabetes.
Cara penyembuhan
Ada beberapa solusi untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi akibat diabetes, namun tentunya Anda sebagai penderita juga harus memiliki kesadaran dan disiplin terapi dalam menjalankannya. Misalnya, jika Anda adalah perokok atau pecandu alkohol. Anda wajib untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut. Menjalani gaya hidup sehat dengan olahraga teratur dan menkonsumsi makanan sehat dan bergizi sesuai dengan diet bagi penderita diabetes. Selain itu Anda juga disarankan untuk mengkonsumsi obat herbal dibanding obat konvensional, karena selain murah dan alami, obat herbal juga dipercaya lebih berkhasiat dan aman untuk dikonsumsi.

Tidak ada komentar:
Write komentar