10 Oktober 2014

Pengaruh Diabetes Type 2 Pada Kehidupan Seks



G-SPOT-Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidakcukupan atau gangguan fungsi insulin. Insulin adalah suatu hormon yang mengatur ambilan glukosa, sumber energi yang penting untuk tubuh. Tanpa insulin, glukosa tidak dapat memasuki sel dan tetap berada di dalam aliran darah, menyebabkan kadar glukosa darah tinggi. Penyebab gejala, seperti peningkatan rasa haus dan berkemih, rasa lelah dan kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Diabetes tipe 2 sering ditemukan pada orang-orang yang kelebihan berat badan karena kadar lemak yang tinggi, terutama pada daerah perut, diketahui menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap efek insulin (resistensi insulin). Oleh karena itu, meskipun insulin ada, tubuh tidak mampu berespon terhadap insulin tersebut secara adekuat.
Diabetes tipe 2 dapat meredam gairah seks seseorang terlepas dari tingkat libidonya sebelum ia memiliki diabetes.
Penurunan gairah seks dapat dihubungkan ke beberapa faktor diabetes seperti kelelahan, perubahan hormonal, stres, depresi, dan efek samping pengobatan.
Diabetes juga dapat menimbulkan nyeri atau mati rasa pada alat kelamin yang menyebabkan peredaman pada saat orgasme. Kondisi ini disebut diabetes neuropati.
Meskipun tergoda untuk mengatur masalah seksual dan fokus pada pengelolaan diabetes, hal ini akan membuat stres hubungan menjadi lambat.
Memiliki ekspresi seksual yang sehat selalu menjadi faktor besar dalam penilain 'kepuasan hubungan' pasangan.

Diabetes tipe 2 dan seksualitas perempuan:

Perubahan hormonal atau masalah sirkulasi darah dapat menyebabkan wanita dengan diabetes tipe 2 mengalami :
1. Vagina kering
2. Inkontinensia saat berhubunga seks yang berakibat pada kerusakan saraf di dalam kandung kemih
3. Infeksi saluran yang lebih sering terjadi di vagina dan saluran kencing. Kedua kondisi ini membuat seks tidak nyaman dan sering terasa menyakitkan.

Diabetes tipe 2 dan seksualitas pria:

1. Disfungsi ereksi adalah masalah seksual yang terjadi pada pria pengidap diabetes. ED dapat terjadi akibat efek samping obat, saraf, pembuluh darah, kerusakan otot dan perubahan dalam produksi testosteron pada tubuh.
2. Diabetes dikombinasikan dengan tekanan darah tinggi, masalah psikologis atau emosional, latihan terlalu sedikit, dan obesitas meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
3. Sebuah keprihatinan terhadap pria diabetes 2 terjadi ejakulasi retrograde, di mana semua atau sebagian dari air mani adalah ejakulasi ke arah yang salah.
Ini terjadi ke dalam kandung kemih bukannya keluar melalui penis. Hal ini terjadi ketika diabetes membuat kerusakan saraf ke otot-otot yang bertanggung jawab untuk membuka dan meutup 'pintu' dalam tubuh.

Tidak ada komentar:
Write komentar