G-Spot - “Iya, ini anak cengeng banget!” kalimat ini justru membuat anak memakai tangisnya sebagai senjata untuk mendapatkan kemauannya. Di dalam benaknya akan tertancap label bahwa dia anak cengeng. Maka ketika dia mengalami kesulitan, dia hanya tahu satu cara mengatasinya, yaitu menangis.
Balita juga tidak pernah belajar mengutarakan keinginannya, pendapat atau menyelesaikan masalahnya dengan benar. Lalu apa yang bisa orangtua lakukan?
Tangisan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang akan dilakukan anak, hal ini dilakukan karena terbatasnya kemampuan verbal mereka. Walaupun begitu, tentu saja kebiasaan ini harus dihilangkan, supaya si kecil bisa mengungkapkan keinginannya tanpa harus disertai dengan tangisan.
Pada dasarnya, banyak faktor yang menyebabkan si kecil gampang menangis. Salah satu penyebabnya, ketika hamil, kondisi psikologis anda kurang mendukung, misalnya sedang banyak masalah sehingga emosinya tidak stabil. Tanpa disadari, kondisi ini menular pada bayi yang sedang dikandung, makanya kalau tidak segera diselesaikan, kemungkinan si kecil akan terus rewel sampai batita.
Sebagai catatan, seorang anak tidak bisa dikategorikan cengeng kalau si kecil rewel hanya ditunjukkan pada kondisi tertentu saja, misalnya ketika si kecil sedang sakit, merasa kelelahan, sedang ketakutan, bertemu dengan orang baru, atau ketika ditinggal orangtua.
Perhatikan mana tangisan yang benar, dan mana yang pura-pura. Biasanya tangisan palsu tanpa air mata, berkepanjangan atau berlebihan. Misalnya dengan berteriak atau merusak.
Hadapi anak menangis dengan tenang, tidak berlebihan, tanyakan apa yang terjadi dan apa yang dia inginkan. Bila anak tantrum, diamkan sejenak. Biarkan dia meluapkan emosinya sebelum Anda ajak bicara.
Hal lain yang patut diingat adalah, jangan pernah memberikan label cengeng kepada si kecil, walaupun si kecil memang terindikasi sebagai anak cengeng. Memberikan label semacam ini secara terus menerus akan membuatnya yakin kalau dirinya memang anak cengeng. Selain itu, labe cengeng merupakan kutukan secara tidak langsung kepada si kecil.
Alangkah lebih baik kalau anda memberikan support kepada si kecil untuk tidak menangis dengan bahasa lainnya. Misal, ketika si kecil suka dengan superman. Bilang kalau untuk menjadi anak yang kuat seperti superman, si kecil harus bisa untuk tidak mudah menangis.
Pada dasarnya, banyak faktor yang menyebabkan si kecil gampang menangis. Salah satu penyebabnya, ketika hamil, kondisi psikologis anda kurang mendukung, misalnya sedang banyak masalah sehingga emosinya tidak stabil. Tanpa disadari, kondisi ini menular pada bayi yang sedang dikandung, makanya kalau tidak segera diselesaikan, kemungkinan si kecil akan terus rewel sampai batita.
Sebagai catatan, seorang anak tidak bisa dikategorikan cengeng kalau si kecil rewel hanya ditunjukkan pada kondisi tertentu saja, misalnya ketika si kecil sedang sakit, merasa kelelahan, sedang ketakutan, bertemu dengan orang baru, atau ketika ditinggal orangtua.
Perhatikan mana tangisan yang benar, dan mana yang pura-pura. Biasanya tangisan palsu tanpa air mata, berkepanjangan atau berlebihan. Misalnya dengan berteriak atau merusak.
Hadapi anak menangis dengan tenang, tidak berlebihan, tanyakan apa yang terjadi dan apa yang dia inginkan. Bila anak tantrum, diamkan sejenak. Biarkan dia meluapkan emosinya sebelum Anda ajak bicara.
Hal lain yang patut diingat adalah, jangan pernah memberikan label cengeng kepada si kecil, walaupun si kecil memang terindikasi sebagai anak cengeng. Memberikan label semacam ini secara terus menerus akan membuatnya yakin kalau dirinya memang anak cengeng. Selain itu, labe cengeng merupakan kutukan secara tidak langsung kepada si kecil.
Alangkah lebih baik kalau anda memberikan support kepada si kecil untuk tidak menangis dengan bahasa lainnya. Misal, ketika si kecil suka dengan superman. Bilang kalau untuk menjadi anak yang kuat seperti superman, si kecil harus bisa untuk tidak mudah menangis.
Tidak ada komentar:
Write komentar